Usaha dan doa adalah sesuatu yang wajib dikerjakan oleh setiap insan karena tanpa itu adalah hal yang sangat mustahil akan terwujud,masa orang mau kaya hanya diam duduk saja,orang mau sukses hanya melamun saja,jadi usaha dan doa itu adalah wajib kita kerjakan tentunya harus sesuai dengan aturanya tidak bisa semaunya kita seperti berdoa jangan sampai berdoa yang mengandung syirik ataupun juga usaha dengan yang halal jangan sampai mengandung sesuatu yang haram tujuanya supaya yang kita dapatkan itu bisa barokah manfaat bagi kita khususnya umumnya bagi orang orang di sekitar kita
1. Rajin mendirikan Sholat DhuhaDhuha
Orang yang rajin mengerjakan sholat dhuha dengan ikhlas karena Allah akan tercukupi rezekinya. Hal ini dijelaskan Rasulullah Saw. dalam hadits qudsi dari Abu Darda. Firman-Nya, “Wahai Anak Adam, rukuklah (shalatlah) karena Aku pada awal siang (shalat Dhuha) empat rakaat, maka aku akan mencukupi (kebutuhan)mu sampai sore hari.” (HR. Tirmidzi)
“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” (HR al-Hakim dan Thabrani)
Sholat Dhuha adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik, yaitu kira-kira setinggi lebih kurang 7 (tujuh) hasta atau sekitar setinggi satu tombak, antara pukul 08.00 pagi sampai dengan masuk waktu Dzuhur (sekitar pukul 11.00 siang).
Sholat Dhuah hukumnya sunat muakad (sangat dianjurkan dan mendekati wajib) karena Rasulullah senantiasa mengerjakannya dan berpesan kepada para sahabat untuk mengerjakannya juga. Shalat Dhuha juga merupakan wasiat Rasul kepada umatnya sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits. “Abu Hurairah r.a. menceritakan, ‘Kekasihku Rasulullah Saw. memberi wasiat kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah kutinggalkan hingga meninggal dunia: shaum tiga hari dalam sebulan, dua rakaat shalat dhuha dan hanya tidur setelah melakukan shalat Witir” (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Bangun pagi & tidak tidur setelah sholat subuh
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad dan al-Baihaqi, diceritakan bahwa ketika Rasulullah pulang dari shalat Subuh di Masjid Nabawi, beliau mendapati putrinya, Fatimah, masih tidur-tiduran. Dengan penuh kasih sayang lantas beliau menggerakkan badan putrinya itu sembari berkata, ”Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezeki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya, antara terbit fajar dengan terbit matahari.”
Rasulullah juga mendoakan umatnya yang bangun pagi (subuh) :
“Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.” (HR Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Bangun pagi membuat badan lebih bugar dan sehat. Kondisi psikologis juga lebih tenang dan tubuh lebih berenergi.
3. Bekerja (berdagang) dengan jujur (amanah)
Bekerja adalah salah satu amal utama dalam menjemput rezeki. Bekerja harus profesional dan sungguh-sungguh. Kunci untuk menjadi pekerja yang baik adalah kompeten dan dapat dipercaya. Kompeten berarti mampu & kuat dalam mengemban tugas-tugas. Dipercaya berarti amanah, jujur dan menunaikan janji dengan baik. Rasulullah bersabda :
“Adapun berbuat amanah (dapat dipercaya / jujur) itu dapat mendatangkanrezeki, sedangkan berbuat khianat / curang dapat mendatangkan fakir / kemiskinan”. (HR. Ad-Dailami)
Bekerja dengan amanah dan sebaik-baiknya tentu akan mendatangkan rezeki. Namun, jika kita ingin membuka pintu rezeki yang lebih luas, maka kita harus berdagang/bisnis.
Rasulullah bersabda, artinya :
“Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan.” (HR. Ahmad)
4. Taqwa (Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya)
Allah berfirman, artinya :
“…Surah At-Talaq, ayat 3:
1. Rajin mendirikan Sholat DhuhaDhuha
Orang yang rajin mengerjakan sholat dhuha dengan ikhlas karena Allah akan tercukupi rezekinya. Hal ini dijelaskan Rasulullah Saw. dalam hadits qudsi dari Abu Darda. Firman-Nya, “Wahai Anak Adam, rukuklah (shalatlah) karena Aku pada awal siang (shalat Dhuha) empat rakaat, maka aku akan mencukupi (kebutuhan)mu sampai sore hari.” (HR. Tirmidzi)
“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” (HR al-Hakim dan Thabrani)
Sholat Dhuha adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik, yaitu kira-kira setinggi lebih kurang 7 (tujuh) hasta atau sekitar setinggi satu tombak, antara pukul 08.00 pagi sampai dengan masuk waktu Dzuhur (sekitar pukul 11.00 siang).
Sholat Dhuah hukumnya sunat muakad (sangat dianjurkan dan mendekati wajib) karena Rasulullah senantiasa mengerjakannya dan berpesan kepada para sahabat untuk mengerjakannya juga. Shalat Dhuha juga merupakan wasiat Rasul kepada umatnya sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits. “Abu Hurairah r.a. menceritakan, ‘Kekasihku Rasulullah Saw. memberi wasiat kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah kutinggalkan hingga meninggal dunia: shaum tiga hari dalam sebulan, dua rakaat shalat dhuha dan hanya tidur setelah melakukan shalat Witir” (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Bangun pagi & tidak tidur setelah sholat subuh
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad dan al-Baihaqi, diceritakan bahwa ketika Rasulullah pulang dari shalat Subuh di Masjid Nabawi, beliau mendapati putrinya, Fatimah, masih tidur-tiduran. Dengan penuh kasih sayang lantas beliau menggerakkan badan putrinya itu sembari berkata, ”Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezeki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya, antara terbit fajar dengan terbit matahari.”
Rasulullah juga mendoakan umatnya yang bangun pagi (subuh) :
“Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.” (HR Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Bangun pagi membuat badan lebih bugar dan sehat. Kondisi psikologis juga lebih tenang dan tubuh lebih berenergi.
3. Bekerja (berdagang) dengan jujur (amanah)
Bekerja adalah salah satu amal utama dalam menjemput rezeki. Bekerja harus profesional dan sungguh-sungguh. Kunci untuk menjadi pekerja yang baik adalah kompeten dan dapat dipercaya. Kompeten berarti mampu & kuat dalam mengemban tugas-tugas. Dipercaya berarti amanah, jujur dan menunaikan janji dengan baik. Rasulullah bersabda :
“Adapun berbuat amanah (dapat dipercaya / jujur) itu dapat mendatangkanrezeki, sedangkan berbuat khianat / curang dapat mendatangkan fakir / kemiskinan”. (HR. Ad-Dailami)
Bekerja dengan amanah dan sebaik-baiknya tentu akan mendatangkan rezeki. Namun, jika kita ingin membuka pintu rezeki yang lebih luas, maka kita harus berdagang/bisnis.
Rasulullah bersabda, artinya :
“Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan.” (HR. Ahmad)
4. Taqwa (Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya)
Allah berfirman, artinya :
“…Surah At-Talaq, ayat 3:
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Pemilik rezeki adalah Allah. Jika kita ingin rezeki yang luas maka harus dekat dengan Sang pemilik rezeki. Jika rezeki kita sempit, maka bertakwalah kepada Allah agar diberikan jalan keluar.5. Istighfar & banyak memohon ampun
Lawan dari ketaqwaan adalah kemaksiatan dan perbuatan dosa. Dosa-dosa yang dibuat dapat menjadi penghalang bagi turunnya rezeki. Rasulullah bersabda :
“… dan seorang hamba dicegah baginya rezeki karena dosa yang dibuatnya.” (HR at-Tirmizi)
Oleh karena itu, taubat dan banyak-banyak beristighfar dapat membantu memperlancar jalannya rezeki.
Dan ini adalah salah satu amalan yang dijamin oleh Allah sendiri dan ditegaskan dalam al-Qur’an. Oleh karena itu tidak ada keraguan sedikitpun mengenai istighfar.
“Surah Nooh, ayat10:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,
Surah Nooh, ayat 11:
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat
Surah Nooh, ayat 12:
وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا
dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.Rasulullah bersabda :
“Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah akan menghapuskan segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.” (HR Ahmad & Abu Daud)
6. Bersyukur
Jangan pernah memprotes apa yang telah Allah karuniakan kepada kita karena hal itu tiada bermanfaat. Jangan pula membangga-banggakan diri bahwa semua rezeki dan pencapaian diri ini hanya karena kerja keras diri sendiri. Sesungguhnya, rezeki itu milik Allah, dikaruniakan-Nya kepada kita semua makhluq-Nya. Kita harus berterima kasih dan bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah berikan.
“..Surah Ibrahim, ayat 7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Demikianlah, sedikit ilmu yang saya bagikan buat saudaraku semua. Semoga Allah menerima semua amal sholeh kita. Jika ada yang kurang & kesalahan dari tulisan di atas maka datangnya adalah dari diri saya pribadi. Jika ada yang benar maka tentulah dari Allah ta’ala. Tuhan semesta alam. Alhamdulillahirobbil’alamin
7. Do’a & Tawakkal
Jangan menyepelekan kekuatan do’a. Doa adalah senjata orang beriman. Doa adalah inti ibadah. Hanya kepada Allah saja kita berdoa dan meminta pertolongan. Allah pun senang dengan hamba-hamba-Nya yang berdo’a.
“Surah Ghafir, ayat 60:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Surah Al-Baqara, ayat 186:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Surah Yunus, ayat106:
وَلَا تَدْعُ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ
Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim".
Dalam berdoa kita seyogyanya bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat membuka pintu rahmat Allah SWT dan merupakan pelicin bagi doa yang kita panjatkan agar segera dikabulkan.“Barangsiapa bershalawat kepadaku (Muhammad) sekali saja niscaya Allah akan membalasnya dgn shalawat sepuluh kali lipat.” (HR. Al Hakim)
Berdo’a juga perlu memperhatikan tempat dan waktu yang mustajab. Salah satu waktu yang sangat utama adalah sepertiga akhir malam. Berikut ini adalah hadits terkait keutamaan sholat tahajud dan mustajabnya doa yang dipanjatkan pada waktu tersebut;
“Maka, jika kamu mampu berdiri (sholat sunnah) pada 1/3 malam akhir karena waktu 1/3 malam itu adalah waktu yang disaksikan (Alloh) langsung, dan do’a dalam 1/3 malam akhir itu mustajab (dikabulkan)”. (HR. Tirmidzi).
Setelah berusaha dan berdoa secara maksimal, hal terakhir adalah bertawakkal kepada Allah. Kita serahkan urusan kita semua ini kepada Allah SWT.
Allah berfirman, artinya :
”urah At-Talaq, ayat 3:
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
8. Menyambung Tali SilaturahimRasulullah bersabda, artinya :
”Barangsiapa yang berkeinginan untuk dibentangkan rezeki baginya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturohim.” (HR. Bukhori Muslim)
Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bukanlah (dinamakan) orang yang menghubungkan silaturrahim karena sekedar membalas tetapi orang yang menghubungkan silaturrahim adalah orang yang menghubungkannya terhadap orang yang memutuskan”. (HR. Bukhari)
Menjadi orang yang mempunyai hubungan baik terutama terhadap sanak saudara tentu akan memudahkan baginya untuk mendapatkan rezeki. Sudah lumrah dan sangat dianjurkan dalam agama bahwa menolong (bersedekah) kepada saudara itu lebih diutamakan daripada menolong orang lain. Hubungan keluarga juga bisa dimanfaatkan untuk membangun bisnis keluarga. Jadi, dengan hubungan kekeluargaan yang baik, seseorang cenderung akan lebih banyak rezekinya.
Hubungan yang paling wajib dijaga adalah hubungan dengan orang tua. Berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu amal utama. Mendoakan orang tua juga menjadi sebab mengalirnya rezeki, berdasarkan sabda Nabi SAW: “Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya niscaya terputuslah rezeki (Allah ) untuknya.” (HR al-Hakim dan ad-Dailami)
9. Infaq, Shodaqah, hadiah & menolong orang lemah
Inilah fakta yang aneh tapi nyata. Jika kita ingin mendapatkan sesuatu maka berikanlah sesuatu kepada orang lain. Jika kita ingin mendapatkan ikan yang besar maka berikanlah ikan yang kecil sebagai umpan untuk mendapatkan ikan yang jauh lebih besar. Infaq, shodaqah, zakat, wakaf dan aneka pemberian lain yang baik & didasari niat karena Allah, akan dibalas oleh Allah berlipat-lipat ganda. Bisa dibalas di dunia, bisa pula di akhirat atau kedua-duanya.
Surat Saba, ayat 39:
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.
Nabi SAW bersabda kepada Zubair bin al- Awwam: “Hai Zubair, ketahuilah bahwa kunci rezeki hamba itu dibentangkan di Arsy, yang dikirim oleh Allah azza wajalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya. Maka siapa yang membanyakkan pemberian kepada orang lain, niscaya Allah membanyakkan baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, niscaya Allah menyedikitkan baginya.” (HR ad-Daruquthni dari Anas r.a.)“Berhadiahlah makanan di antara kamu sekalian, maka sesungguhnya berhadiah makanan itu dapat melapangkan / meluaskan dalam urusan rezeki kalian”. (HR. Ibni Adiy)
“Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah di kalangan kamu.” (HR Bukhari)
“Barangsiapa ingin agar do’anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya diangkat hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan.” (HR Ahmad)
10. Merantau (Hijrah)
Jika rezeki kita sempit di suatu tempat, maka tidak ada salahnya kita berpindah tempat (hijrah/merantau). Merantau akan membuat seseorang lebih mandiri dan lebih punya peluang untuk meraih kesuksesan
Surah An-Nisa, ayat 100:
وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
dimohon saranya terimakasih